Rabu, 05 Desember 2012

BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENGATASI KESULITAN BERKONSENTRASI MENGIKUTI PELAJARAN ANAK SEKOLAH DASAR



BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENGATASI KESULITAN BERKONSENTRASI MENGIKUTI PELAJARAN ANAK SEKOLAH DASAR



MAKALAH


disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia


oleh
Alifia Batami Pratiwi
NIM 1201907




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012





KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah  yang berjudul “Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Berkonsentrasi Mengikuti Pelajaran Anak Sekolah Dasar”. makalah ini disusun sebagai salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
            Dalam penyusunan karya tulis ini penulis mendapat banyak bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, tanpa bantuan tersebut penulis tidak mungkin menyelesaikan makalah ini dengan baik oleh karena itu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam segi moril maupun materil, kepada semua rekan saya yang telah memberi motivasi dan membangakitkan semangat juang dan kepada Dosen penulis Bapak Daman Huri, S.S. M.Pd yang telah membimbing dan memberi dorongan atas terselesaikannya tugas makalah ini.
Dalam makalah saya kali ini, saya akan membahas mengenai ” Masalah Hilangnya Konsentrasi Pada Anak SD“ yang mungkin tidak terlalu difikirkan oleh guru atau orangtua sebagai masalah yang penting. Hilangnya konsentrasi akan menyebabkan menurunya prestasi belajar pada anak SD. Oleh sebab itu penulis berinisiatif untuk mengangkat tema ini agar masalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Saya berharap dengan terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun diri saya pribadi untuk menyukseskan Pendidikan di Indonesia.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, 04 Desember 2012
                                                                                               
Penulis



 
DAFTAR ISI
BAB I 4
PENDAHULUAN.. 4
A. Latar Belakang Masalah. 4
B. Rumusan Masalah. 5
C. Tujuan Penulisan Makalah. 5
D. Manfaat Penulisan Makalah. 5
BAB II PEMBAHASAN.. 7
A. Menghilangnya Konsentrasi Pada Siswa SD.. 7
B. Pengertian Bimbingan Belajar 9
C. Pengertian Konsentrasi 10
D. Faktor-faktor yang menyebabkan konsentrasi pada anak berkurang. 13
E. Pengaruh Lingkungan Terhadap Konsentrasi Pada Siswa SD.. 15
F. Cara Mengatasi Masalah Berkonsentrasi Dalam Belajar 16
BAB III 18
PENUTUP. 18
A.Kesimpulan. 18
B. Saran. 19

DAFTAR PUSTAKA.. 20




  

BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah

Setiap anak memiliki tingkat konsentrasi yang bervariasi dalam mengikuti pelajaran disekolah. Jangankan untuk anak SD yang baru memulai belajar akademik, untuk anak setingkat SMP atau SMA pun masih sering mengalami kesulitan berkonsentrasi untuk mengikuti pelajaran. Itu semua disebabkan karena ada faktor lingkungan yang kurang mendukung terutama bagi anak SD, contohnya playstation dan internet yang dapat mengurangi daya konsentrasi. Anak yang sering bermain playstation dan internet yang disalahgunakan seperti membuka situs-situs yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak contohnya film-film untuk orang dewasa dan terlalu sering bermain playstasion tanpa mengenal waktu selain itu ada juga pengaruh dari keluarga serta teman-temannya.
Keluarga yang tidak memperhatikan dan memperdulikan anaknya akan menyebabkan psikologi anak terganggu. Begitu pun dengan teman-temanya yang berperilaku buruk akan berpengaruh juga pada anak. Daya konsentrasi saat mengikuti pelajaran jadi berkurang akibatnya anak tersebut kesulitan untuk menerima pelajaran yang diajarkan saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Hal tersebut merupakan permasalahan yang harus diatasi.
Kurangnya konsentrasi mengakibatkan gagalnya menerima pelajaran. Terlebih untuk anak kelas lima SD yang akan menanjak kekelas enam dimana mereka harus memiliki konsentrasi yang lebih ketika belajar untuk menghadapi UN(ujian nasional) jika pada saat kelas enam mereka belum juga memiliki konsentrasi dalam belajar tentu itu akan sangat berpengaruh dalam dunia pendidikannya. Oleh sebab itu, penulis akan mengangkat tema tentang Bimbingan Belajar Dalam Mengatasi Kesulitan Berkonsentrasi Mengikuti Pelajaran Anak Sekolah Dasar agar masalah tersebut ada jalan keluarnya.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas , penulis merumuskan masalah sebagai berikut
1.  Bagaimana menghilangnya konsentrasi belajar pada siswa SD ?
2.  Apa yang dimaksud dengan peran bimbingan belajar dan konsentrasi ?
3.  Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan konsentrasi pada anak berkurang?
4.  Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap hilangnya konsentrasi dalam belajar anak SD ?
5.  Bagaimana cara mengatasi masalah berkurangnya konsentrasi dalam belajar pada anak SD ?

C.     Tujuan Penulisan Makalah

Dari rumusan masalah tersebut di atas maka akan diketahui tujuan dari penulisan masalah ini yaitu:
1.  Mejelaskan menghilangnya konsentrasi belajar pada siswa SD


                 2.  Memaparkan arti dari bimbingan belajar dan konsentrasi
                 3.  Memaparkan penyebab dari masalah menghilangnya konsentrasi belajar pada anak SD
                 4.  Memaparkan pengaruh lingkungan terhadap anak SD
                 5.  Menjelaskan bagaimana cara mengatasi kesulitan berkonsentrasi mengikuti pelajaran.

D.    Manfaat Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep peran bimbingan belajar. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
             1.  Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep peran bimbingan belajar untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak
          2.  Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang konsep peran bimibingan belajar untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak baik secara teoretis maupun secara teoretis


BAB II
PEMBAHASAN


A.     Menghilangnya Konsentrasi Pada Siswa SD

Pada anak usia sekolah gangguan konsentrasi tampak pada gejala cepat bosan terhadap pelajaran atau sulit mendengarkan pelajaran yang diberikan guru di kelas sehingga di kelas sering mengobrol, sering melamun, tidak peduli, sangat cuek dan bila dipanggil beberapa kali baru menoleh.  Anak juga sering mengalami kehilangan barang di sekolah , tidak teliti, lupa perintah guru di sekolah dan suka terburu-buru. Meskipun mudah lupa atau short memory loss tetapi biasanya anak golongan seperti ini ingatan memori lamanya sangat bagus dan tajam. Meskipun pada umumnya penderita gangguan konsentrasi mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi. Seringkali tampak anak tidak memperhatikan pelajaran tetapi bila ditanya bisa menjawab dengan benar.
Hal tersebut dapat ditambahkan oleh pendapat “Gangguan konsentrasi pada anak sekolah sering disertai gangguan lainnya seperti peningkatan gangguan emosi, agresif, gejala gerakan motorik berlebihan, hiperaktif dan gejala impulsif. Peningkatan gangguan emosi berupa mudah marah dan meledak emosinya. Bila marah sering membanting barang, melempar atau berguling-guling di lantai atau tantrum. Sulit bekerjasama, suka menentang, keras kepala dan tidak menurut, Kadang suka menyakiti diri sendiri  seperti menarik rambut, menyakiti kulit, membentur kepala dll”. (judarwanto, ingin sukses, tidak naik kelaslah, 2011)
Banyak orang tua atau guru yang memperkirakan seorang anak yang tidak dapat berkonsentrasi dengan baik merupakan suatu penyakit tidak jarang juga mereka berkonsentrasi dengan psikolog tetapi sebenarnya banyak faktor yang dapat mengakibatkan seorang anak sulit untuk berkonsentrasi salah satunya pola pikir mereka yang belum dewasa, mereka selalu menginginkan hal yang menarik untuk dirinya .
Hal tersebut dapat ditambahkan oleh pendapat dari akun yang sama tetapi judul yang berbeda“Gangguan konsentrasi bukan merupakan penyakit tetapi merupakan gejala atau suatu manifestasi penyimpangan perkembangan anak. Gangguan konsentrasi atau inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang, dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain. Kualitas penampilan gangguan konsentrasi bisa yang ringan hingga berat  Kualitas konsentrasi atau pola perhatian anak terhadap suatu hal terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Kelompok yang paling berat adalah over exklusif dimana seorang anak hanya terfokus pada sesuatu yang menarik perhatiannya tanpa mempedulikan hal lain secara ekstrem. Kelompok dengan derajat sedang terjadi fokus perhatian anak mudah teralihkan. Kelompok dengan derajat ringan terjadi fokus perhatian anak mudah teralihkan.” (judarwanto, 2011)
            Menghilangnya konsentrasi belajar akan sangat berdampak buruk pada siswa sd kelas lima yang sebentar lagi akan menghadapi ujian nasaional, jika sejak kelas lima saja mereka sudah kehilangan konsentrasi bagaimana mereka dapat belajar dan menangkap pelajaran dengan baik pada saat kelas enam jauh lagi dari masalah itu yaitu bagaimana mereka dapat mengerjakan ujian nasional dengan baik dan lulus dengan nilai sempurna. Oleh karena itu meghilangnya konsentrasi pada anak harus diselesaikan.

B.      Pengertian Bimbingan Belajar

Dalam menjalani proses belajar terkadang kita mengalami kesulitan yang mengharuskan kita untuk mendapatkan bimbingan belajar baik dari guru, teman atau pun yang lainnya. Dengan adanya bimbingan belajar kita dapat menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi tersebut senada dengan pengertian bimbingan belajar oleh Dr.Suherman.Mpd yang tertera dalam situs file.upi.edu/Direktori/...BIMBINGAN/.../Bimbingan_Belajar.pdf sebagai berikut bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian bantuan dari guru/guru pembimbing kepada siswa dengan cara mengembangkan suasana belajar yang kondusif dan menumbuhkan kemampuan agar siswa terhindar dari dan atau dapat mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Hal ini mengandung arti bahwa para guru/guru pembimbing berupaya untuk memfasilitasi agar siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya dan sampai ada tujuan yang diharapkan .
Menurut prayitno & amti mengatakan Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk bimbingan yang diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi, seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai (binham, 2012)
Bimbingan dan konseling adalah suatu proses bantuan, dimana salah satu sasarannya ditunjukkan kepada siswa. Bimbingan dan konseling juga, disamping sebagai suatu disiplin ilmu juga merupakan suatu gerakan yang bertujuan mencapai perkembangan optimal bagi subjek yang dibimbing, sebagaimana telah berulang kali dikemukakan. (Ridwan, 2004)
Jadi dari beberapa pengertian tentang bimbingan belajar diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah suatu proses dimana ada pelajaran tambahan yang diberikan seseorang baik orangtua, guru, atau teman kepada sesorang yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah terutama yang berhubungan dalam pelajaran dengan tujuan masalahnya itu dapat terselesaikan dan mencapai hasil optimal yang terjadi di sekolah ataupun diluar sekolah.
Dalam makalah ini yang dimaksud bimbingan belajar yaitu cara yang diberikan pada anak yang mengalami kesulitan berkosentrasi pada saat pembelajaran sedang berlangsung dimana bimbingan-bimbingan tersebut dapat membuat anak berkonsentrasi lagi pada pelajaran karena kurangnya konsentrasi dapat berakibat fatal bagi perkembangan prestasi yaitu terhambatnya pelajaran yang masuk pada anak.

C. Pengertian Konsentrasi

Kunci utama yang dibutuhkan seseorang untuk bisa berhasil dalam segala hal adalah konsentrasi. Jika seseorang dapat memfokuskan pikiran untuk berkonsentrasi, maka segala potensi yang ia miliki akan tergali secara maksimal untuk tujuan yang dibutuhkan, seperti saat belajar, bekerja, ataupun melakukan hal lainnya.
Pernyataan tersebut dapat ditamabahkan oleh pendapat dar rory yang mengatakan  konsentrasi adalah pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu. Semua kegiatan kita membutuhkan konsentrasi. Dengan konsentrasi kita dapat mengerjakan pekerjaan lebih cepat dan dengan hasil yang lebih baik. Karena kurang konsentrasi hasil pekerjaan biasanya tidak dapat maksimal dan diselesaikan dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu konsentrasi sangat penting dan perlu dilatih. Pikiran kita tidak boleh dibiarkan melayang-layang karena dapat menyebabkan gangguan konsentrasi. Pikiran harus diarahkan kesuatu titik dalam suatu pekerjaan. Dengan begitu pikiran kita makin hari akan semakin kuat (rory, 2010)
Dan menurut Daud konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi (Daud, 2010)
Begitupun pada anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan, mereka membutuhkan konsentrasi yang baik. Pada dasarnya setiap anak memilki kecerdasan yang luar biasa, namun seiring berkembangnya zaman banyak tekhnologi yang dapat mempengaruhi pemusatan konsentrasi anak menjadi berkurang. Sebagai contoh, sekarang tidak sedikit anak-anak yang mendapat fasilitas  dari orang tuanya yang seharusnya belum pantas dia gunakan. Anak-anak usia sekolah dasar saja saat ini sudah memiliki handphone pribadi. itu hanya salah satu penyebabnya, selain itu penyebab lain seperti siaran televisi, game dan internet. Sangat besar peran orang tua agar anak memainkan perannya sesuai dengan yang seharusnya.
Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi dalam belajar menurut (Daud, 2010)
Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif, dan perilaku psikomotor. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut.
Engkoswara dalam Tabrani (1989:10) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut.
   1.  Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan: (1) kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, (2) komprehensif dalam penafsiran informasi, (3) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, (4) mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
     2.  Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1) adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu, (2) respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan, (3) mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
  3.  Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru, (2) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
  4.   Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.
        Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar tampak pada perhatiannya yang terfokus pada hal yang diterangkan guru atau pelajaran yang sedang dipelajari, anak akan bertanya jika dia tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh gurunya dan Anak tidak mudah terpengaruh oleh keadaan diluar yang membuat konsentrasinya hilang. Berbeda dengan anak yang tidak dapat berkonsentrasi, meskipun dia memperhatikan dengan seksama tetapi dia masih tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh gurunya dan terkadang mereka sulit bertanya karena anak sendiri tidak tahu apa yang harusnya ditanyakan. Anak-anak yang dapat berkonsentrasi dengan baik akan menunjang prestasi belajarnya disekolah tetapi sebalinya dengan anak yang tiodak dapat bertanya prestasi belajar disekolahnya akan menurun.

D. Faktor-faktor yang menyebabkan konsentrasi pada anak berkurang

Kesulitan konsentrasi adalah bila tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, untuk suatu pekerjaan, dia tidak bisa menuntaskannya. Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya (BANJARBARU, 2011)
faktor-faktor yang menyebabkan konsentrasi berkurang antara lain :
1.      Terlalu sering menonton televisi.
Televisi itu bak dua sisi mata uang, bisa memiliki manfaat namun juga mudarat. Di satu sisi menjadi sumber ilmu pengetahuan, namun di sisi lainnya berpotensi memberikan kerugian bagi perkembangan anak.
Pernyataan tersebut dapat ditambahkan oleh pendapat waktu menonton pun memiliki pengaruh yang besar. Jika anak menonton sebelum berangkat sekolah, meskipun hanya sebentar tetap saja akan berpengaruh pada konsentrasi. Di satu sisi sejak pagi dia sudah sudah diajak bergerak cepat lewat perpindahan adegan di televisi, sedangkan di sekolah sang anak harus memulai belajar dengan ritme yang lambat (Indra, 2012)
2.      Terlalu sering bermain game
Bermain game dapat membuat anak lupa waktu karena terlalu asyik bermain. Terkadang anak penasaran dengan kelanjutan game tersebut, jika anak gagal dalam permainannya dia akan mencoba terus sampai dia berhasil dan mencapai final. Itu yang menyebabkan kenapa anak akan lupa waktu jika sudah bermain game. Karena terlalu sering itu pulalah tingkat konsentrasi pada anak berkurang.
Menurut Profesor Psikologi Douglas A. Gentile, yang menjalankan Media Research Lab di Iowa State University, Ames, Anak-anak kecanduan, depresi, gelisah, dan fobia sosial akan semakin memburuk dan nilai sekolah mereka akan turun (Riantini, 2012)
faktor yang menyebabkan sulit berkonsentrasi menurut (BANJARBARU, 2011) ada tiga yaitu :
1.      Faktor eksternal
Pola pengasuhan yang permissive yaitu pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan apa saja yang anak lakukan. Sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas sampai selesai dan jika ia mengalami kesulitan orang tua bisa membantunya sehingga ia mampu menyelesaikannya tidak dibiarkan saja anak beralih melakukan sesuatu yang lain.
2.      Faktor psikologis
Faktor psikologia anak juga bisa mempengaruhi konsentrasi anak. Anak yang mengalami tekanan, ketika mengerjakan sesuatu ia bisa menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya. Jadi, karena faktor psikologis anak yang disebabkan karena kurangnya kemampuan bersosialisasi bisa membuat anak menjadi kurang berkonsentrasi di sekolah.
3.      Faktor internal
Berkenaan dengan faktor internal adalah faktor dari dalam dirinya sendiri antara lain karena adanya gangguan perkembangan otak dan hormon yang dihasilkan lebih banyak sehingga anak cenderung menjadi hiperaktif. Jika anak lamban/lambat disebabkan karena hormone yang dihasilkan oleh neurotransmitter-nya kurang. Sehingga bisa mengakibatkan lambannya konsentrasi.

E.     Pengaruh Lingkungan Terhadap Konsentrasi Pada Siswa SD

Untuk faktor lingkungan, misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia mendengar suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. Berarti lingkungan mempengaruhi konsentrasinya (BANJARBARU, 2011)
Menurut pendapat tersebut berarti pengaruh lingkungan sangat berarti bagi konsentrasi anak karena anak-anak lebih menyukai hal-hal yang baru dan yang menarik perhatian mereka disebabkan rasa ingin tahu mereka yang tinggi.
Banyak faktor yang mempengaruhi konsentrasi pada siswa sekolah dasar diantaranya:
1.      Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan faktor sosial yang paling utama yang memberikan pengaruh baik atau buruk. Adapun faktor yang memiliki presentasi yang tinggi yaitu: kedua orang tua bekerja,kondisi ekonomi, juga perceraian. Beberapa psikiater anak merasa yakin rumah dapat memiliki pengaruh negatif terhadap kepribadiandan kesehatan mental anak. Oleh sebab itu kondisi keluarga yang tidak mendukung dapat mengakibatkan proses pembelajaran tidak dapat berjalan dengan baik karena tidak memiliki konsentrasi yang terpusat.
2.      Lingkungan permainan
Pada hakikatnya masa anak-anak adalah masa bermain, jadi wajar jika anak sd belum memaksimalkan konsentrasinya karena mereka masih asyik dengan dunia mereka sendiri, mungkin jika pelajaran yang diberikan lebih menarik, anak-anak akan dapat berkonsentrasi. Dengan siapa anak bermain juga dapat mempengaruhi karena terkadang ada teman yang membawa anak ke hal yang negatif contohnya sering mengajak main dan tidak memperdulikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Itu membuat anak kehilangan konsentrasi dalam pembelajaran.
3.      Internet
Seiring berkembangnya tekhnologi, salah satunya internet yang mempunyai aplikasi yang sangat luas membuat anak-anak tertarik pada internet. Tetapi, didalam internet ada sisi positif dan negatif. Dari sisi negatif menyebabkan konsentrasi anak berkurang contonhya game online, sosial media dan situs-situs yang tidak bermanfaat.

F.      Cara Mengatasi Masalah Berkonsentrasi Dalam Belajar

Sebagai orang tua atau guru harus mempunyai siasat untuk mengatasi masalah berkonsentrasi dalam belajar agar anak atau peserta didik dapat berkembang dengan baik, bisa fokus dan berkonsentrasi dalam belajar. Kita harus memberikan bimbingan belajar dalam mengatsi permasalahan konsentrasi meskipun tidak secara signifikan dapat menyelesaikan masalah tetapi kita harus sabar karena semuanya butuh proses secara perlahan-lahan agar masalah ini dapat terselesaikan. Berikut ada beberapa metode bimbingan menghilangkan masalah konsentrasi.
1.      Hilangkan beban dan Tugas-Tugas
Jika ada PR (pekerjaan rumah) sebaiknya diselesaikan dulu agar tidak kepikiran terus-menerus pd saat kegiatan belajar berlangsung. Lakukan identifikasi hal-hal yang harus dilakukan atau melaksanakannya agar tidak ada beban.
2.      Pikirkan Manfaat Belajar di Masa Depan
untuk menyemangati kegiatan belajar kita harus memberikan anak pengertian untuk sedikit berandai-andai, yakni kalau kita sudah besar nanti akan sukses jadi orang pandai, penghasilan besar. Dengan motivasi maka anak akan menjadi lebih terpacu untuk meraih masa depan yang kita cita-citakan.
3.      Jangan Terlalu Capek
Usahakan tidak terlalu membuat jadwal belajar anak padat. Bila pulang sekolah sebaiknya kita menyuruh anak langsung tidur siang atau sore lalu setelah bangun tidur kita menganjurkan anak untuk belajar serius.
4.       Posisi Belajar Yang Pas
Janagn kita membiarkan anak belajar dengan posisi tubuh yang salah seperti sambil tiduran, sambil jalan-jalan, sambil nonton tv, sambil ngobrol, dan lain sebagainya. Anjurkanlah  belajar dengan posisi duduk di meja belajar atau tempat yang bisa membuat anak belajar dengan nyaman dan lokasi yang tenang agar anak tidak mudah terpecah konsentrasinya.
5.      Cari tahu metode belajar Yang Tepat
Sebagai pendidik atau orangtua kita harus kreatif mencari tahu metode beljar yang tepat untuk anak, agar pelajaran yang dipelajarinya akan cepat terserap dalam otaknya.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpuln sebagai berikut.
  1. Menghilangnya konsentrasi pada sisiwa SD ditandai dengan gejala cepat bosan dalam pelajaran sehingga mereka sering ngobrol, ngelamun, tidak peduli dan sangat cuek dan gangguan konsentrasi bukan merupakan penyakit tetapi merupakan gejala atau suatu manifestasi penyimpangan perkembangan anak.
  2. Bimbingan belajar adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah baik akademik. Pengalaman menunjukkan bahawa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan karena mereka tidak mendapat layangan bimbingan memadai untuk menyelesaikan masala-masalah mereka.
  3. Konsentrasi adalah memfokuskan pada satu hal tertentu seperti saat belajar, bekerja dan hal lainnya. berkonsentrasi adalah modal utama untuk mencapai hasil yang maksimal
  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya konsentrasi ada faktor eksternal, internal dan psikologis
  5. Pengaruh lingkungan terhadap konsentrasi anak ada dari lingkumgan keluarga, lingkungan pertemanan, dan media massa
  6. Cara mengatasi masalah berkonsentrasi dalam belajar antara lain hilangkan beban dan tugas-tugas, pikirkan manfaat belajar di masa depan, jangan terlalu capek, posisi belajar yang pas, cari tahu metode belajar yang tepat.

C.     Saran

Agar masalah konsentrasi pada anak selesai harus ada kerjasama antara orangtua dan guru. Orangtua harus lebih peka terhadap anaknya jangan menyampingkan  perkembangan anak dan guru juga harus lebih memperhatikan bukan hanya bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran. Guru harus berkordinasi dengan orangtua untuk mencapai hasil yang maksimal.




DAFTAR PUSTAKA

BANJARBARU, K. -T. (2011, february 21). Kurangnya Daya Konsentrasi Anak, Bagaimana Cara Mengatasinya ? Dipetik desember 4, 2012, dari paud anak ceria berbudaya lingkungan: http://paudanakceria.wordpress.com/2011/02/21/kurangnya-daya-konsentrasi-anak-bagaimana-cara-mengatasinya/
binham. (2012, april 8). Bimbingan belajar. Dipetik desember 28, 2012, dari BINHAM'S BLOG: http://binham.wordpress.com/2012/04/08/bimbingan-belajar/
Daud, A. (2010, november 22). pengertian dan ciri-ciri konsentrasi. Dipetik desember 4, 2012, dari Kak Yon: http://abudaud2010.blogspot.com/2010/11/pengertian-dan-ciri-ciri-konsentrasi.html
Indra. (2012, april 18). pengaruh televisi terhadap konsentrasi anak. Dipetik desember 4, 2012, dari Indra KH: http://indrakh.wordpress.com/2012/04/18/pengaruh-televisi-terhadap-konsentrasi-anak/
judarwanto, w. (2011, februari 22). anakku cerdas, tapi sulit berkonsentrasi. Dipetik november 28, 2012, dari kompasiana: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/02/22/anakku-cerdas-tapi-sulit-konsentrasi-342612.html
judarwanto, w. (2011, februari 21). ingin sukses, tidak naik kelaslah. Dipetik november 28, 2012, dari kompasiana: http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/02/21/ingin-sukses-tidak-naik-kelaslah/
Riantini, N. (2012, maret 11). Dampak Positif dan Negative game terhadap mental anak. Dipetik desember 4, 2012, dari let's be imaginative: http://nadzfantasy.blogspot.com/2012/03/dampak-positif-dan-negatif-game.html
Ridwan. (2004). penangan efektif, bimbingan dan konseling di sekolah. yogyakarta: pustaka pelajar.
rory. (2010, september 15). pengertian konsentrasi. Dipetik desember 3, 2012, dari rory: http://www.hprory.com/pengertian-konsentrasi/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar